Senin, 18 April 2011

Membedakan Batik Tulis, Cap dan Cetak

Ada tiga jenis batik. Batik tulis, batik cap, dan batik cetak. Untuk jenis yang ketiga, maaf saya tak mau menyebutnya sebagai batik. Saya sepakat kalau itu disebut tekstil batik. Membedakan ketiga jenis batik itu sangat sulit. Butuh keahlian, pembelajaran dan kebiasaan. Namun sebagai gambaran berikut kami berikan sedikit tips untuk membedakannya:

Batik Tulis
1.Dikerjakan dengan menggunakan canting yaitu alat yang terbuat dari tembaga yang dibentuk bisa menampung malam (lilin batik) dengan memiliki ujung berupa saluran/pipa kecil untuk keluarnya malam dalam membentuk gambar awal pada permukaan kain.
2.Bentuk gambar/desain pada batik tulis tidak ada pengulangan yang jelas, sehingga gambar nampak bisa lebih luwes dengan ukuran garis motif yang relatif bisa lebih kecil dibandingkan dengan batik cap.
3.Gambar batik tulis bisa dilihat pada kedua sisi kain nampak lebih rata (tembus bolak-balik) khusus bagi batik tulis yang halus.
4.Warna dasar kain biasanya lebih muda dibandingkan dengan warna pada goresan motif (batik tulis putihan/tembokan).
5.Batik tulis, karena dikerjakan manual dengan tangan, bisanya tidak rapi. Setiap potongan gambar (ragam hias) yang diulang pada lembar kain biasanya tidak akan pernah sama bentuk dan ukurannya. Berbeda dengan batik cap yang kemungkinannya bisa sama persis antara gambar yang satu dengan gambar lainnya.

Batik Cap
 1.Dikerjakan dengan menggunakan cap (alat yang terbuat dari tembaga yang dibentuk sesuai dengan gambar atau motif yang dikehendaki). Untuk pembuatan satu gagang cap batik dengan dimensi panjang dan lebar : 20 cm X 20 cm dibutuhkan waktu rata-rata 2 minggu.
2.Bentuk gambar/desain pada batik cap selalu ada pengulangan yang jelas, sehingga gambar nampak berulang dengan bentuk yang sama, dengan ukuran garis motif relatif lebih besar dibandingkan dengan batik tulis.
3.Gambar batik cap biasanya tidak tembus pada kedua sisi kain.
4.Warna dasar kain biasanya lebih tua dibandingkan dengan warna pada goresan motifnya. Hal ini disebabkan batik cap tidak melakukan penutupan pada bagian dasar motif yang lebih rumit seperti halnya yang biasa dilakukan pada proses batik tulis. Korelasinya yaitu dengan mengejar harga jual yang lebih murah dan waktu produksi yang lebih cepat. Waktu yang dibutuhkan untuk sehelai kain batik cap berkisar 1 hingga 3 minggu.
5.Untuk membuat batik cap yang beragam motif, maka diperlukan banyak cap. Sementara harga cap batik relatif lebih mahal dari canting. Untuk harga cap batik pada kondisi sekarang dengan ukuran 20 cm X 20 cm berkisar Rp. 350.000,- hingga Rp. 700.000,-/motif. Sehingga dari sisi modal awal batik cap relatif lebih mahal.
6.Jangka waktu pemakaian cap batik dalam kondisi yang baik bisa mencapai 5 tahun hingga 10 tahun, dengan catatan tidak rusak. Pengulangan cap batik tembaga untuk pemakainnya hampir tidak terbatas.
7.Harga jual batik cap relatif lebih murah dibandingkan dengan batik tulis, dikarenakan biasanya jumlahnya banyak dan miliki kesamaan satu dan lainnya tidak unik, tidak istimewa dan kurang eksklusif.


Batik Cetak
1.Pembuatannya dengan proses cetak.
2.Hasil akhir lebih rapi.
3.Warna batik cetak tembus hingga kain bagian belakang namun samar-samar. Berbeda dengan batik tulis yang jelas warnanya tembus hingga ke kain bagian belakang.
4.Bau batik tulis lebih khas bau malam. Sementara batik cetak tidak berbau malam

sumber : http://www.facebook.com/notes/batik/membedakan-batik-tulis-cap-dan-cetak/203074523046500

Jumat, 15 Oktober 2010

Gubernur Jateng Wajibkan Lurik Troso untuk Seragam PNS

Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo mengampanyekan penggunaan seragam tenun lurik troso untuk pakaian kerja bagi PNS.

"Kalau sebelumnya penggunaan batik untuk seragam kerja pada hari Kamis dan Jumat, maka untuk Rabu PNS wajib memakai pakaian tenun lurik troso," kata Gubernur ketika membuka pameran kain lurik/batik dan bazar Korpri Jateng di Semarang.

Menurut Bibit,dengan penggunaan tenun lurik troso maka diharapkan mampu mengangkat produk-produk lokal dan dapat menghidupkan perekonomian pedesaan. Oleh karena itu, para pengrajin tenun lurik diminta untuk meningkatkan kualitas tanpa mengorbankan nilai seni sebgai warisan budaya lokal.

"Para pengrajin hendaknya tidak terjebak pada pakem,melainkan harus kreatif dan kaya inovasi dengan mengkolaborasi dan mengkombinasikan warna,corak dan desain sehinga cocok untuk berbagai kesempatan dan golongan,"kata Gubernur.

Diharapkan pula agar pengrajin tenun lurik troso tidak dirugikan atau dicurangi oleh pihak-pihak tertentu, maka dianjurkan agar logo atau label produk dapat ditulis langsung, dicap atau dibordir agr tidak mudah diganti
logo.

"Di sinilah pentingnya meningkatkan kepedulian Hak Atas Kekayaan Intelektual," tandas Bibit.

Sementara Ketua Umum Korpri Jateng, Hadi Prabowo menambahkan,pameran kain lurik ini dimaksudkan untuk memperkokoh kemitraan antarpengrajin dan pengusaha, serta meningkatkan akses koperasi Korpri di Jateng. Disamping untuk melestarikan dan lebih memperkenalkan kain lurik, tenun, dan batik dari kabupaten/kota se-Jawa Tengah.

"Dengan dilangsungkannya pameran tersebut, akan ikut meningkatkan pangsa pasar lurik, tenun, dan batik. Selain itu, diharapkan ada calon mitra investasi dan perdagangan bagi koperasi Korpri, meningkatkan jejaring bisnis, serta meningkatkan kesejahteraan bagi anggota Korpri," kata Hadi yang juga Sekda Provinsi Jateng. (HT/OL-3)

Penulis : Haryanto
Media Indonesia

Kamis, 14 Oktober 2010

12 Tips Merawat Batik


Batik memang sedang tren. Namun, bisa jadi belum banyak orang yang mengetahui cara merawat pakaian batik agar warnanya tetap awet. Berikut ini sejumlah cara alternatif merawat batik kesayangan.

1. Saat mencucinya, gunakan sabun pencuci khusus untuk kain batik yang banyak dijual di pasaran.
2. Atau, cuci kain batik dengan shampo rambut. Sebelumnya, larutkan shampo di air sampai tak ada bagian yang mengental. Lalu, celupkan kain batik.
3. Mencuci batik juga bisa dengan menggunakan buah lerak atau daun tanaman dilem yang sudah diredam air hangat. Caranya, remas-remas buah lerak atau daun dilem sampai mengeluarkan busa, lalu tambahkan air secukupnya, dan siap untuk mencuci batik. Aroma buah lerak mampu mencegah munculnya hewan kecil yang bisa merusak kain.
4. Saat mencuci batik, jangan pakai deterjen dan jangan digosok. Jika batik tak terlalu kotor, cukup rendam di air hangat. Tapi jika benar-benar kotor, misalnya terkena noda makanan, bisa dihilangkan dengan sabun mandi atau kulit jeruk. Caranya, cukup dengan mengusapkan sabun mandi atau kulit jeruk di bagian yang kotor tadi.
5. Sebaiknya, jangan mencuci batik dengan mesin cuci.
6. Saat akan menjemurnya, batik yang basah tak perlu diperas. Dan jangan menjemurnya langsung di bawah sinar matahari. Jemurlah di tempat teduh atau diangin-anginkan hingga kering.
7. Saat menjemurnya, tarik bagian tepi batik secara perlahan agar serat yang terlipat kembali ke posisi semula.
8. Jika sudah dijemur, hindari menyetrika batik secara langsung. Jika batik tampak sangat kusut, semprotkan sedikit air di atas kain batik lalu letakan sehelai alas kain di atasnya, baru diseterika.
9. Bila Anda ingin memberi pewangi atau pelembut kain pada batik tulis, jangan semprotkan langsung pada kainnya. Sebaiknya, tutupi dulu batik tulis dengan koran, lalu semprotkan cairan pewangi dan pelembut kain tadi di atas koran.
10. Jangan semprotkan parfum atau minyak wangi langsung ke kain batik, terutama batik sutera dengan pewarna alami.
11. Simpan batik kesayangan Anda dalam plastik agar tak dimakan ngengat. Saat disimpan dalam lemari jangan diberi kapur barus, karena zat padat ini sangat keras dan bisa merusak batik.
12. Cara lain agar batik tak dimakan ngengat, beri sedikit merica yang dibungkus tisu di lemari tempat menyimpan batik. Atau, letakkan akar wangi yang sudah dua kali melalu proses pencelupan dalam air panas dan dijemur hingga kering.
Sumber : Kompas

Sabtu, 09 Oktober 2010

Tentang Batik Indonesia

Kata Batik berasal dari bahasa jawa, yaitu "amba" yang berarti lebar dan kata "titik" yang berakna titik, sesuai dengan kebanyakan motif batik dengan pola melebar dan menyempit, dan sering sekali kita lihat pola titik pada kain batik. Ada juga yang menafsirkan bahwa kata "amba" diartikan sebagai menulis. Batik adalah salah satu teknik pewarnaan kain serta pembuatan pola/motif dengan menggunakan lilin/malam. Lilin digunakan untuk menahan pewarna kain masuk kedalam kain.

Berbicara lebih jauh mengenai batik, maka kita akan membicarakan 2 pokok keunikan batik, yang pertama adalah proses pembuatan batik dan motif batik.

Batik di Indonesia pada umumnya dan Jawa pada khususnya menurut proses pembuatannya akan dibagi menjadi 2 jenis, yaitu batik tulis dan batik cap. Dalam pembuatan batik tulis, pada proses pelilinan dilakukan dengan menggunakan alat bantu yang disebut canting. Sedangkan untuk membentuk motifnya dilakukan menggunakan tangan, layaknya orang menulis ,menggambar atau menorehkan lilin pada sebuah kain dengan menggunakan canting. Sementara untuk batik cap, proses pelilinan dilakukan dengan menggunakan cap yang terbuat dari tembaga.

Eksistensi batik klasik paling banyak kita jumpai di pulau Jawa. Terutama Batik Yogyakarta dan Solo, hal ini sangat dipengaruhi karena kerajaan di dua kota ini yang hingga saat ini masih diakui keberadaannya. Masih di telatah pulau Jawa, batik Pekalongan saat ini menjadi icon batik Kontemporer, dengan perkembangan motif-motif batik masa kini yang lepas dari pakem-pakem motif batik klasik. Masih banyak lagi motif-motif khas batik daerah seperti Batik Cirebon, Batik Madura, Batik Kediri, Batik Lasem dan bahkan menurut catatan sejarah batik pernah berkembang hampir diseluruh wilayah di Indonesia, seperti Papua, Toraja, Flores, Halmahera, Kalimantan Hingga Sumatera.

Sejarah batik yang begitu panjang di Indonesia sehingga tidak berlebihan jika Batik menjadi warisan budaya Indonesia.

Kamis, 07 Oktober 2010

Batik Kebanggaan Indonesia

Genap satu tahun Batik diakui sebagai Warisan Budaya Indonesia oleh UNESCO. Rasanya tidak berlebihan jika batik disebut sebagai warisan budaya yang adiluhung dan membanggakan. Batik Indonesia memiliki sejarah yang cukup panjang di telatah Nusantara, hampir di seluruh wilayah di Indonesia sudah mengenal teknik membatik sejak lama dengan ciri dan kekhasan di setiap daerah.

Batik Indonesia telah berkembang begitu pesatnya, dan mendapat tempat di hati masyarakat Indonesia pada khususnya. Kini batik bukan lagi hanya menjadi bagian masa lalu, batik tidak hanya dilihat sebagai produk kerajinan kain tradisional. Tetapi saat ini batik telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia. Seiring dengan  kreatifitas anak negeri, kini batik Indonesia tampil dengan corak, teknik pembuatan dan aplikasi yang lebih beragam.

Tanpa meninggalkan kekhasan batik klasik, batik Indonesia akan berkembang sangat pesat dan lebih banyak memberi warna Indonesia.